Map Hit Counter

Thursday, August 5, 2010

PERJUANGAN DARI KAMPUS MUNGIL KE UNIVERSITAS INTERNATIONAL

International Islamic University Malaysia (IIUM) merupakan salah satu Universitas Islam yang bertaraf International. Universitas ini berdiri pada tahun 1983 oleh Negara-Negara yang bernaung dalam Organisasi konfrensi Islam (OKI). Kampus yang memiliki Mahasiswa dan Alumninya ratusan ribu dari berbagai Negara di Dunia. Mayoritas Mahasiswanya beragama Islam lebih 95% dan selebihnya beragama lain.
Berasal dari Kampus kecil dan bermodalkan semangat seorang mantan Aktivis Kampus Mungil. Kampus yang tidak begitu dikenal orang, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Kerinci, yang terletak jauh dari Ibu Kota Negara Indonesia (Jakarta), tepatnya berada paling ujung bagian barat Propinsi jambi. Setelah menamat S1 dari Kampus Mungil ini, saya memutus untuk melanjutkan pendidikan ke program Master (S2) dengan mendaftar ke 3 buah Kampus terkemuka.
Lamaran pertama, mendaftar ke program Master (S2) Pendidikan Islam ke sebuah Kampus Melayu, University Kebangsaan Malaysia (UKM) di Bangi, Malaysia. Dari lamaran ini, Saya tidak mendapat respon dari UKM malah di minta untuk mendaftar lagi. Dengan perasaan kecewa, Saya melupakan hasrat mengajukan kembali lamaran ke UKM, tetapi lebih memilih untuk memasukan Lamaran kedua ke program Master (S2) Educational Administration ke Sebuah Kampus biru Malaysia, International Islamic University Malaysia (IIUM). Setelah beberapa hari berada di Malaysia, saya mencoba nasib terbang dan mendaftar program Master (S2) Kajian Timur Tengah di Univesitas terkemuka di Indonesia, Univesitas Indonesia (UI) di Salemba, Jakarta.
Alhandulillah, Ketika saya menunggu keputusan dari 2 Universitas terkemuka ini, saya menjalan kursus Komputer, Bahasa Inggris dan Arab di sebuah Lembaga Kursus. Kira-kira 3 bulan saya berada di Jakarta, Saya memperoleh informasi bahwa Saya telah di terima sebagai Mahasiswa pogram Master (S2) di UI dan IIUM. Informasi ini menimbulkan kebingungan di hati, karena harus memilih salah satu dari dua Universitas ternama ini.
Setelah berfikir panjang dengan mempertimbangkan anggaran, akhinya Saya memberanikan diri berjuang bersama teman-teman Mahasiswa yang berasal dari Kampus-Kampus terkenal Indonesia maupun Negara-Negara lain di Dunia untuk bergabung di IIUM dengan mereka.
Saya telah menghabiskan masa selama 5 tahun belajar di Kampus biru ini. Akhirnya pada 25 June 2010 penguji Dissertation saya megucapkan kata hikmat ‘your dissertation is very interesting, please give me one, I like it’ inilah hari yang paling indah dan yang ditunggu-tunggu oleh seorang insan yang kurang pintar (sederhana) seperti saya ini.
Penantian yang selama ini telah mengingatkan saya pada pendapat orang bijak yang selalu mengukapkan kata-kata indah ketika mereka menasihati yang lain dalam perjuangan ‘perjuangan memerlukan pengorbanan yang besar seperti mengorban waktu, materi, dan kesempatan’. Kata-kata ini juga mengingatkan saya begitu beratnya perjuangan telah saya tempuh untuk sampai pada tahap Gelar M.Ed dari salah satu Universitas modern ini.
Pertama, lamanya masa telah di investasikan untuk menuntut ilmu yang lebih baik. Saya telah menghabiskan 2 tahun berjuang untuk lulus di Centre for Language and Pre-University Academic Development (CELPAD) sebagai syarat utama bisa melanjutkan ke Porgram Master (S2) yang menjadi tujuan utama saya ke Malaysia, meskipun saya hampir menyerah dan putus asa karena lamanya berada di pusat bahasa ini. Saya telah menggunakan 1 tahun dan 6 bulan perjuangan dengan belajar keras untuk menyeslesaikan 10 program study Master (S2) yang sangat melelahkan baik segi mental, tekanan yang harus saya lului dan pernah mendapatkan surat peringatan terakhir (second probation) dari IIUM. Saya juga telah menyisihkan I tahun pejuangan menyelesaikan penelitian dan menulis Dissertation. Kadang-kadang membosankan harus berulang-alik memperbaiki Dissertation. Saya juga meluangkan 6 bulan istirahat kuliayah (study leave) menenangkan kepala seakan mau meledak beratnya pikiran yang ditanggung.
Kedua, menghabiskan banyak uang untuk memperoleh ilmu yang bemanfaat. Saya telah membelanjakan uang memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, minum dan keperluan yang menunjang study selama 5 tahun berjuang meskipun minimnya uang yang tersedia sehingga memerlukan kerja ekstra, harus kerja menutupi kekurangan yang dihadapai. Saya juga mengeluarkan uang untuk membiayai iuran selama 2 tahun untuk Celpad, 1 tahun dan 6 bulan untuk 10 program study Master (S2), dan 1 tahun untuk menyelesaikan penelitian dan menulis dissertation, saya menghadapai kendala yang berat dan tidak lupa, saya telah menggunakan uang untuk sewa bus dan rumah kontrakan selama lima tahun. Saya telah berusaha menghemat dana yang ada agar bisa sampai juga ketempat belajar.
Ketiga, mengabaikan kesempatan emas untuk mencari ilmu dunia dan akhirat. Saya telah melupakan kesempatan untuk mengikuti Tes Pegawai Negeri Sipil (PNS) demi menimba ilmu selama 5 tahun berjuang, meskipun saya mempunyai kesempatan untuk di terima sebagai PNS cerah. Saya telah mengenepikan kesempatan kerja yang ditawarkan dari berbagai Institusi dan perusahaan demi menimba ilmu selama 5 tahun berjuang, walaupun saya ada peluang untuk menjadi bos besar bermobil mewah di hadapan mata. Saya telah menjauhi kesempatan menjadi Tokoh politik Daerah demi menimba ilmu untuk 5 tahun berjuang, meskipun ada peluang emas untuk duduk sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) terbuka lebar. Saya telah menunda kesempatan berumah tangga dengan Gadis cantik yang ku cintai 5 tahun lalu, demi menimba ilmu, walaupun sekarang saya harus menerima kenyataan agak pedih dia sudah menjadi milik orang lain. Dan sekarang menghadapai kesulitan mencari pegantinya sepertinya.
Yang pasti semua pengorbanan ini saya lakukan demi perjuangan yang suci dan tidak ada penyesalan. Saya berjuang untuk meraih gelar Akademik yang lebih tinggi di International Islamic University Malaysia, Gelar ini akan menyokong cita-cita saya kedepan. Dan akhirnya, saya berdo’a semoga Allah SWT selalu melinduingi saya agar tidak menjadi orang yang zalim kepada yang lain dan tehindar dari orang yang suka merugikan oang lain. Amin……..
Selangor 30 juni 2010
Thank you,
Edi Saputra